Sebagian dari kita, sebagian besar bahkan, pernah atau mungkin sering ke dokter. Hal yang kita bawa ketika pergi ke dokter tentu saja penyakit, duit buat biaya dan rasa percaya kepada sang dokter tersebut. Karena Kalau tidak percaya dengan dokter jarang orang yang mau mengadukan sakitnya ke "tukang suntik" tersebut ( hmm,.. mungkin termasuk saya, walaupun terakhir di suntik dokter sekitar 7 tahun lalu tapi bukan jarum suntiknya yang bikin saya takut, tapi obatnya itu lho, jarang ada yang enak.. hhe).
Rasa percaya kepada sang dokter membuat sang "pasien" mengikuti semuaa saran dan petunjuk dokter. Aturan minum obatnya, pantang larangan selama minum obat dan sebagainya. Padahal, apa didengar dokter ketika alat yang bernama stetoskop ( bahkan nama alatnya pun si pasien gak tau ) di tempelkan di dada si pasien gak tau. ketika dokter nulis resep apalagi, tulisan yang kebanyakan cakar ayam itu sama sekali pasien gak tau. Apakah diagnosa, resep yang diberikan sudah sesuai dengan penyakit, apakah dosis obatnya sudah pas, sang pasien hanya bermodalkan percaya sama sang dokter. Pokok e percayaa aja,...
Dokter juga mungkin salah. Salah diagnosis, salah tulis resep, salah obat ( karena tulisannya jelek apotekernya jadi salah baca). Namun karena sudah kadung percaya, pasien terkadang tidak memikirkan itu ( gak sempat kali,.).
Nah, jika sama dokter saja kita bisa segitu percayanya. Dokter yang terbukti tidak selalu benar, karena dia juga manusia, pasti ada salah!. Kita mau ikuti anjuran dan larangannya. Kenapa anjuran, perintah dan larangan Yang Maha Benar terkadang sulit kita lakukan? Kalau minum obat 3 kali sehari kata dokter mau kita lakukan padahal jarang ada obat yang enak, kenapa perintah Yang Maha Kuasa 5 kali sehari itu kita sering lalai?
Sulitkah? Bila untuk satu waktu perlu 10 menit maka hanya 50 menit dalam waktu 24 jam yang diberikanNya untuk kita sehari semalam. Masih ada 23 jam 10 menit untuk melakukan hal-hal yang lainnya, jika waktu menjadi alasan kita untuk itu.
Banyak hal yang bisa kita jadikan pelajaran di dunia ini, teruslah belajar dan belajar.